Hai sahabat blogger. kali ini KoalaBiru akan sedikit share tentang apasih perbedaan dari psikologi islam dan psikologi umum. karena dua hal ini sedikit membingungkan jadi, KoalaBiru menyimpulan dari berbagi referensi. dan kebetulan ini pernah jadi tugas KoalaBiru waktu masih semester 2 guys.. so, simak makalah KoalaBiru kali ini ya... ❤❤❤
MAKALAH PSIKOLOGI
“Psikologi Islam dan Psikologi Umum”
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1
ILMU GIZI
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan
kehadirat ALLAH SWT karena berkat limpahan rahmatnya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan, Adapun isi dari makalah ini
adalah mengenai psikologi islam dan psikologi umum. Makalah ini merupakan salah satu materi pembelajaran yang
harus diselesaikan oleh Mahasiswa guna melengkapi nilai Ujian Tengah Semester. Makalah ini
merupakan materi dari mata kuliah Psiokologi Program Studi S1 Ilmu Gizi Semester 2
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Penulisan makalah ini
diharapkan memberikan manfaat kepada para penulis dan
pembaca mengenai psikologi
islam dan psikologi umum yang seharusnya diketahui secara menyeluruh. Penulis
menyadari, makalah ini kurang sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran dari
para pembaca akan bermanfaat dalam perbaikan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat digunakan
sebaik mungkin.
Semarang, 25 April 2017
DAFTAR ISI
Ø Kata pengantar
Ø Daftar isi
Ø Bab 1 PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
b.
Tujuan
c.
Rumusan masalah
Ø Bab 2 PEMBAHASAN
a.
Perbedaan psikologi
umum dan psikologi islam, beserta kelemahan dan kelebihannya
b.
Sejarah
terbentuknya psikologi islam
c.
Aliran-aliran dalam
psikologi, beserta kelemahan dan kelebihannya
Ø Bab 3 PENUTUP
a.
Kesimpulan
b.
Saran
Ø Daftar pustaka
Ø BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Islam adalah
sumber pedoman, pandangan dan tata nilai bagi kehidupan manusia. Disamping itu,
karena didapati banyaknya cerita dan konsep tentang manusia dalam Al-Qur’an,
Islam sendiri merupakan sumber ilmu pengetahuan. Psikologi Islam adalah wacana
psikologi yang didasarkan pada pandangan dunia islam. Pandangan-pandangan yang
berasal dari khazanah islam diambil sebagai dasar utama pengembangan psikologi
islam. Beberapa contohnya adalah fitrah, qalbu, ruh, nafs, insan kamil, sabar,
syukur dan seterusnya.
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu
terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia
secara ilmiah. Para
praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para
psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu
maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang
mendasari perilaku. Psikologi Islam
lebih merupakan pandangan islam tentang manusia yang tidak harus
dikaitkan-kaitkan dengan pandangan Psikologi Barat. Berbeda dengan Psikologi
Barat yang pandangan filsafatnya didasarkan pada spekulasi filosofis tentang
manusia, maka Psikologi Islam didasarkan pada sumber otentik, yaitu Al-Qur’an
dan Al-Hadis.
Ada dua
alasan mendasar mengapa kita perlu menghadirkan Psikologi Islam. Alasan yang
paling utama adalah karena Islam mempunyai pandangan sendiri tentang manusia.
Al-Qur’an, sumber utama agama islam, adalah kitab petunjuk, didalamnya terdapat
rahasia mengenai manusia. Allah, sebagai pencipta manusia, tentunya tahu secara
nyata dan pasti tentang siapa manusia. Lewat Al-Qur’an, memberitakan
rahasia-rahasia tentang manusia. Karenanya, kalau kita ingin tahu manusia lebih
nyata dan sungguh-sungguh, maka Al-Qur’an (Wahyu), adalah sumber yang
selayaknya dijadikan ajuan utama.
B. Tujuan
a. Untuk membedakan antara psikologi islam dengan psikologi
umum
b. Mengetahui asal-usul terbentuknya psikologi islam
c. Mengetahui cabang-cabang aliran dalam psikologi
C.
Rumusan Masalah
a. Apa perbedaan psikologi umum dan psikologi islam, dan apa
kelemahan serta kelebihannya?
b. Bagaimana sejarah terbentuknya psikologi islam?
c. Apa saja aliran-aliran dalam psikologi, serta apa saja kelemahan
dan kelebihannya?
Ø
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan psikologi umum dan psikologi islam, beserta
kelemahan dan kelebihannya
PSIKOLOGI UMUM
Sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang
mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang
ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan
manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak abad
ke-19 yakni tahun 1879 psikologi sebagai sains dimulai, ketika Wilhelm Wundt
(1832-1920) dari Universitas Leipzig di Jerman mendirikan Laboratorium untuk
eksperimen dan observasi.
Psikologi umum bersumber dari produk pemikiran dan penelitian empiric. Psikologi umum adalah suatu ilmu yang mengambil lingkup
kajian pada penghayatan dan tingkah laku individu secara umum, artinya mencakup
semua tingkatan usia semua jenis kelamin, kelompok, suku bangsa, ras, dan semua
fase perkembangan psikologis manusia Psikologi berasal dari perkataan Yunani
‘psyche’ yang artinya jiwa, dan ‘logos’ yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi
secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik maengenai macam-macam gejalanya’ prosesnya maupun latar
belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai
sifat-sifat yanh dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada umumnaya. Karena itu
psikologi mempunyai:
1. Obyek tertentu
2. Metode penyelidikan tertentu
3. Sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap
obyeknya.
Secara umum psikologi diartikan ilimu yang mempelajari
tingkah laku manusia. Atau ilmu yang mempelajari tentang gejal-gejala jiwa
manusia
Diantara pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu antara lain sebagai
berikut:
1. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa:
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia
2. Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa:
Psikologi ialah ilmi pengetahuan yang mempelajari tentang
hakiakat jiwa serta prosesnya sampai akhir
3. John Broadus Watson,
Memandang psikologi eksperimental berpendapat bahwa
psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
nampak(lahiriah) daengan menggunakan metode observasi yang obyektif terhadap
rangsang dan jawaban(respons)
4. Withelm Wundt,
Tokoh psikologi eksperimental berpendapat bahwa psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari penglaman-pangalaman yang timbul
dalam diri manusia, seperti perasaan pancaindra, fikiran, merasa(feeling) dan
kehendak
5. Woodworth dan marquis
Psikologi ialah: ilmu pengetahuan yang mempelajari
aktivitas individu dari sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia
dalam hubungannya dengan alam sekitar
6. Knight and knight
‘Psychologi may be defined as the systematic study of
experience and behavior human and anima, normal and abnormal, individual and
sosial’
7. Hilgert
‘Psychologi my bedefined as the science htat studies the
behevior of men and other animal’
8. Ruch
‘Psykologi is sometimes defined as the study of man, but
this definition is too broad. The truth is that psychologi is partly biologi
cal science and partly a social sscience, overlapping these two major areas and
relating them each other
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psychologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan aindividu, dalam
mana individu-individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.
RUANG
LINGKUP PSIKOLOGI
Ditinjau dari obyeknya, psykologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang
besar, yaitu:
1. Psychologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
2. Psychologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas
disebut psychologi hewan
Psychologi umum ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia pada umumnya yang
dewasa, yang normal dan yang beradab(berkultur).
TUJUAN
MEMPELAJARI PSIKOLOGI
Pada garis besarnya orang mempelajari ilmu jiwa adalah untuk menjadikan
manusia supaya hidupnya baik, bahagia dan sempurna. Banyak persoalan-persoalan
yang dapat dibantu dan diselesaikan oleh ilmu jiwa.
PENDEKATAN PSIKOLOGI UMUM
Sampai saat ini, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Atkinson, terdapat enam teknik psikoterapi/Intervensi/penanganan psikologis
yang digunakan oleh para psikiater atau psikolog.
a.
Teknik terapi
psikoanalisis, yaitu bahwa di dalam tiap-tiap individu terdapat
kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan yang menyebabkan konflik internal
tidak terhindarkan. Konflik yang tidak disadari itu memiliki pengaruh yang kuat
pada perkembangan kepribadian individu, sehingga menimbulkan stres dalam
kehidupan. Teknik ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang
berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id. Model ini banyak
dikembangkan dalam Psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Menurut
Freud, paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental,
yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, catharsis, asosiasi bebas, dan
analisis mimpi. Teknik terapi Psikoanalisis Freud pada perkembangan selanjutnya
disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi Psikodinamik.
b.
Teknik terapi
perilaku, yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku
individu. Teknik ini antara lain desensitisasi sistematik, flooding, penguatan
sistematis, pemodelan dan pengulangan perilaku yang pantas, dan teknik regulasi
diri perilaku.
c.
Teknik terapi kognitif perilaku, yaitu teknik
memodifikasi perilaku dan mengubah keyakinan maladaptif. Ahli terapi membantu
individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap terhadap suatu
peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik. Atau, membantu pengendalian
reaksi emosional yang terganggu, seperti kecemasan dan depresi dengan
mengajarkan mereka cara yang lebih efektif untuk menginterpretasikan pengalaman
mereka.
d.
Teknik terapi
humanistik, yaitu teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang
membantu individu menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka
dengan intervensi ahli terapi yang minimal. Gangguan psikologis yang diduga
timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh
situasi atau oleh orang lain. Carl Rogers, yang mengembangkan psikoterapi yang
berpusat pada klien (client-centered-therapy), percaya bahwa karakteristik ahli
terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi-diri klien adalah empati,
kehangatan, dan ketulusan.
e.
Teknik terapi
eklektik atau integrative, yaitu memilih dari berbagai teknik terapi yang
paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik
tunggal. Ahli terapi mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti
alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi. Keenam, teknik terapi kelompok dan
keluarga. Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi
individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain
yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi marital dan terapi keluarga adalah
bentuk terapi kelompok khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau hubungan
orang tua dan anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk
berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.
Berbagai
teknik terapi di atas, tak satupun menyebutkan teknik terapi ukhrawi
(psikoterapi yang berpijak pada ajaran agama). Freud bahkan dalam The Future of
an Illusions menganggap bahwa orang yang memeluk suatu agama berarti ia telah
menderita delusi, ilusi, dan perasaan menggoda pikiran (obsessional neurosis)
yang berasal dari ketidakmampuan manusia (helplesness) dalam menghadapi
kekuatan alam di luar dirinya dan juga kekuatan insting dari dalam dirinya
sendiri.
PSIKOLOGI ISLAM
Psikologi Islami mendekatinya dengan memfungsikan akal
dan keimanan, yakni dengan cara mengoptimalkan daya nalar yang obyektif-ilmiah
dengan metodoginya yang tepat. Psikologi Islami mencoba memahami manusia dalam
kerangka Islam, dan sumbernya adalah Al-quran dan Al-hadist.
Sejarah lahirnya psikologi Islam terjadi karena adanya
persentuhan agama dengan psikologi, terdapat empat periode. Periode pertama
pada abad ke-19. Periode kedua di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Periode
ketiga tahun 1930-1950-an. Periode keempat, dimulai tahun 1960-an sampai tahun
2001. Lebih jelasnya akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya.
HAKIKAT PSIKOLOGI ISLAM
Pertama, psikologi
islam merupakan salah satu dari kajian masalah-masalah keislaman. Psikologi
Islam memiliki kedudukan yang sama dengan disiplin ilmu keislaman yang lain,
seperti ekonomi Islam, sosiologi islam, politik islam, kebudayaan islam, dan
sebagainya. Penempatan kata “islam” disini memiliki arti corak, cara pandang,
pola pikir, paradigma, atau aliran. Artinya, psikologi yang dibangun bercorak
atau memiliki pola pikir sebagaimana yang berlaku pada tradisi keilmuan dalam
islam, sehingga dapat membentuk aliran tersendiri yang unik dan berbeda dengan
psikologi kontemporer pada umumnya.Tentunya hal itu tidak terlepas dari hakikat
jiwa, bagaimana cara mempelajari jiwa dan tujuan mempelajari jiwa dalam Islam.
Melalui kerangka ini maka akan tercipta beberapa bagian psikologi dalam islam,
seperti psikologi agama islam, psikologi perkembangan islam, psikologi sosial
islam, dan sebagainya.
Kedua, Psikologi
Islam membicarakan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia. Aspek-aspek kejiwaan dalam islam
berupa Al-ruh, al-Nafs, al-kalb, al-aql, al-fitrah.Masing-masing
aspek tersebut memiliki eksistensi, dinamisme, proses, fungsi, dan perilaku
yang perlu dikaji melalui Al-qur’an, As-Sunah serta dari Khazanah pemikiran
Islam. Psikologi Islam tidak hanya menekankan perilaku kejiwaan, melaikan juga
apa hakikat jiwa sesungguhnya. Sebagai satu organisasi permanen, jiwa manusia
bersifat potensial yang aktualisasinya dalam bentuk perilaku sangat tergantung
pada daya upaya (ikhtiar) nya. Dari sini tampak bahwa psikologi islam mengakui
adanya kesadaran dan kebebasan manusia untuk berkreasi, berfikir, berkehendak,
dan bersikap secara sadar, walaupun dalam kebebasan tersebut tetap dalam
koredor sunah-sunah Allah.
Ketiga, Psikologi
Islam memiliki tujuan yang hakiki, yaitu merangsang kesadaran diri agar mampu membentuk
kualitas diri yang lebih sempurna untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat. Manusia dilahirkan alam kondisi tidak mengetahi apa-apa, lalu ia
tumbuh dan berkembang untuk mencapai kualitas hidup. Psikologi Islam merupakan
salah satu disiplin yang membantu seseorang untuk memahami ekspresi diri,
aktualisasi diri, realisasi diri, konsep diri, citra diri, harga diri,
kesadaran diri, kontrol diri, dan evaluasi diri, baik untuk diri sendiri
atau untuk diri orang lain. Jika dalam pemahaman diri tersebut adanya
penyimpangan perilaku maka Psikologi Islam berusaha menawarkan berbagai konsep
yang bernuansa ilahiyah, agar dapat mengarahkan kualitas hidup yang lebih baik,
yang pada gilirannya dapat menikmati kebahagiaan hidup di segala zaman. Hasilnya, mempelajari Psikologi
Islam dapat berimplikasi membahagiakan diri sendiri dan orang lain, bukan
menambah masalah baru seperti hidup dalam keterasingan, kegersangan, dan kegelisahan.
Semangat pengembangan Psikologi Islam hendaknya tetap
mengacu pada beberapa hal, diantaranya:
1) Psikologi Islami
adalah merupakan ilmu yang berbicara tentang manusia, terutama masalah
kepribadian manusia, yang bersifat filsafat, teori, metodologi dan pendekatan
problem dengan didasari sumber-sumber formal Islam (al Qur’an dan Hadits),
akal, indera dan intuisi.
2) Psikologi Islami
adalah konsep psikologi modern yang telah melalui proses filterisasi dan
didalamnya terdapat wawasan Islam.
3) Psikologi Islami
adalah perspektif Islam terhadap psikologi modern dengan membuang konsep-konsep
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Islam.
4) Psikologi Islami
ialah ilmu tentang manusia yang kerangka konsepnya benar-benar dibangun dengan
semangat Islam dan bersandarkan pada sumber formal (al Qur’an dan Hadits) yang
dibangun dengan memenuhi syarat-syarat ilmiah.
5) Psikologi Islam
merupakan corak psikologi yang berlandaskan citra manusia menurut ajaran Islam,
yang mempelajari keunikan dan pola perilaku manusia sebagai ungkapan pengalaman
interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar dan alam kerohanian dengan
tujuan meningkatkan kesehatan mental dan kualitas keberagamaan.
PERBEDAAN PSIKOLOGI UMUM DENGAN PSIKOLOGI ISLAM
|
No.
|
Perbedaan
|
Psikologi umum
|
Psikologi islam
|
|
1.
|
Sumber
|
Produk pemikiran dan penelitian empiric
|
Al-quran dan al-hadist.
|
|
2.
|
Pendekatan
|
penghayatan dan tingkah laku individu secara umum.
|
memfungsikan akal dan keimanan, yakni dengan cara
mengoptimalkan daya nalar yang obyektif-ilmiah dengan metodoginya yang tepat.
|
|
3.
|
Ruang lingkup
|
menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal dan
yang beradab(berkultur). Ruang lingkupnya secara
spesifik berupa :
1.
Psychologi yang menyelidiki dan
mempelajari manusia
2.
Psychologi yang menyelidiki dan mempelajari
hewan, yang umumnya lebih tegas disebut psychologi hewan
|
membicarakan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan
manusia, berupa Al-ruh, al-Nafs, al-kalb, al-aql, al-fitrah.
|
|
4.
|
Tujuan
|
-
Menjadikan
manusia supaya hidupnya baik, bahagia dan sempurna
- Menguraikan, meramalkan dan mengendalikan
tingkah laku
|
-
Merangsang
kesadaran diri agar mampu membentuk
kualitas diri yang lebih sempurna untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
- Menguraikan, meramalkan dan mengendalikan
tingkah laku, membangun perilaku yang baik dan
mendorong orang hingga merasa dekat dengan Allah SWT.
|
|
5.
|
Tahun kemunculan
|
Dimulai tahun 1832-1920.
|
dimulai tahun 1960-an sampai tahun 2001.
|
|
6.
|
Keakuratan
|
Kurang akurat karena :
- Banyak ilmuan yang pendapatnya
berbeda-beda
- Tidak semua dapat dipercaya
mengenai keilmuannya
|
Sangat akurat karena sumbernya dapat
dipercaya selama-lamanya.
|
|
7.
|
Konseling
|
Sekitar masalah sehat dan tidak sehat
secara psikologis.
|
Menembus hingga bagaimana orang merasa
hidupnya bermakna, benar dan merasa dekat dengan Allah SWT
|
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
|
No.
|
Psikologi umum
|
Psikologi islam
|
||
|
Kekurangan
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Kelebihan
|
|
|
1.
|
Banyak
ilmuan yang pendapatnya berbeda-beda
|
Banyak pakar yang mengemukakan
|
Kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemahaman atau
penerjemahan.
|
Sangat akurat karena sumbernya
dapat dipercaya selama-lamanya.
|
|
2.
|
Sumbernya belum tentu benar
|
Menganalisa melalui tingkah laku individu secara umum.
|
|
Mempelajari aspek-aspek
dan perilaku kejiwaan manusia, berupa Al-ruh, al-Nafs, al-kalb,
al-aql, al-fitrah.
|
|
3.
|
|
Dimulai lebih dulu sebelum munculnya psikologi islam
|
|
Melengkapi psikologi umum.
|
|
4.
|
|
Tidak hanya mempelajari manusia, tapi juga hewan
|
|
Menganalisa dengan memfungsikan
akal dan keimanan, yakni dengan cara mengoptimalkan daya nalar yang
obyektif-ilmiah dengan metodoginya yang tepat.
|
B. Sejarah terbentuknya psikologi islam
Perkembangan tentang psikologi sudah sejak lama,
sehingga mendorong umat Muslim untuk membentuk ilmu baru yang berkaitan dengan
psikologi dan berlandaskan ajaran agama Islam, yaitu Psikologi Islam. Psikologi
Islam ini dijadikan sebagai semangat membangkitkan dunia Islam dan menghidupkan
kembali ajaran Islam dalam kehidupan.
Sejarah lahirnya psikologi Islam terjadi karena adanya
persentuhan agama dengan psikologi, terdapat empat periode. Periode pertama
pada abad ke-19. Tahun 1879 psikologi sebagai sains dimulai, ketika Wilhelm
Wundt (1832-1920) dari Universitas Leipzig di Jerman mendirikan Laboratorium
untuk eksperimen dan observasi. Di periode ini persentuhan agama dan psikologi
belum muncul. Periode kedua di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, para
psikolog berusaha untuk mengkaji dan menafsirkan perilaku beragama berdasar
konsep dan teori psikologi. “Psikologi of Religion” (psikologi agama) sudah
menjadi salah satu cabang dari psikologi dengan tokoh utama Edwin Diller
Starbuck, James H. Leuba dan William James dengan tulisan-tulisan karya mereka.
Selanjutnya periode ketiga tahun 1930-1950-an, terjadi
kemerosotan hubungan agama dengan psikologi, hubungan agama dengan psikologi
tidak saling menghargai, menganggap dirinya masing-masing benar dan menolak
kebenaran yang lain. Kemudian, periode keempat, dimulai tahun 1960-an sampai
tahun 2001. Pengembangan psikologi mengarah pada usaha-usaha untuk menjadikan
nilai, budaya, dan agama sebagai objek kajian psikologi dan sebagai sumber
inspirasi bagi pembangunan teori-teori psikologi sehingga hubungan agama dengan
psikologi bersemi kembali. Pada periode ini lahir Psikologi Humanistik dan
Psikologi Transpersonal. Objek telaahan kedua psikologi ini adalah
kualitas-kualitas khas kemanusiaan, berupa pikiran, perasaan, kemauan,
kebebasan, kemampuan potensi luhur jiwa manusia dan lain-lain. Di sini terlihat
dengan jelas hubungan yang saling mengisi dan membutuhkan antara agama dengan
psikologi sehingga dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi umat Islam
untuk melahirkan konsep-konsep psikologi.
C. Aliran-aliran dalam psikologi, beserta kelemahan dan
kelebihannya
-
Aliran strukturalisme
Tokoh
yang membentuk aliran strukturalisme adalah Wilhelm Wundt (1832-1920). Wundt
adalah orang yang pertama mendirikan laboratorium psikologi eksperimen yang
pertama di dunia pada tahun 1879. Itu merupakan satu kehormatan yang luar biasa
bagi psikologi, sehingga psikologi dapat di anggap sebagai ilmu pengetahuan
yang berdiri sendiri.
Proses dasar kesadaran manusia, (yaitu yang berupa
pengalaman langsung), kombinasi-kombinasinya dan hubungan-hubungannya seperti
layaknya seorang ahli kimia meneliti elemen dasar suatu zat. Dunia ini juga
berisi pikiran emosi, ingatan, imajinasi, pilihan-pilihan, yang kesemuanya ini
dapat disebutkan sebagai pikiran (mind).
Kekurangan
:
1.
Psikolog
strukturalis ini terlalu menekankan pada satu metode saja, yaitu introspeksi
formal. Prosedur ini dianggap dangkal dan kurang dapat dipercaya. Lebih lanjut
lagi, dengan metode ini cenderung mengabaikan pengalaman anak-anak dan makhluk
lain/hewan, karena mereka ini tidak dapat dilatih.
2.
Psikolog
strukturalis ini bahwa gejala komplek seperti berpikir, bahasa, moralitas, dan
ketidaknormalan, tidak tepat bila digunakan dalam penelitia introspeksi,
sebagai akibatnya lalu mengesampingkan ilmu (mereka percaya bahwa gejala yang
kompleks seperti itu dapat ditangani dengan analisis logis ataupun observasi).
Ketiga, para strukturalis ini enggan berhubungan dengan masalah yang bersifat
praktis.
Kelebihan
:
Mempunyai
pengembangan satu metode yang dinamakan intropeksi analitik (analityc
introspection) yaitu suatu bentuk formal dari observasi yang dilakukan diri
sendiri. Mengenai introspeksi ini Wundt mengajukan beberapa hukum atau
ketentuan, yaitu :
1. Observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi
2. Observer harus memusatkan perhatiannya
3. Observer harus mampu mengulangi observasi berulang kali
4. Eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.
1. Observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi
2. Observer harus memusatkan perhatiannya
3. Observer harus mampu mengulangi observasi berulang kali
4. Eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.
-
Aliran fungsionalisme
Aliran
fungsionalis tercipta karena ketidakpuasan terhadap pendapat-pendapat yang
dikemukankan oleh aliran strukturalis. Tokohnya bernama William James
(1842-1910). Dia adalah salah satu psikolog yang sangat terkenal di Amerika.
Fenomena
memberikan pengertian bahwa pokok bahasan terdapat dalam pengalaman yang tidak
langsung (immediate experience), dan kondisi menunjukankan pentingnya badan
(body), khususnya otak dalam kehidupan psikis. Metode yang digunakan adalah
introspeksi.
Psikologi Fungsionalisme yaitu psikologi yang memandang
psikis (mind) sebagai fungsi atau digunakan oleh organisme untuk menyesuaikan
atau adaptasi dengan lingkungannya.
Kelemahan
:
Masih
perlu dibumbui dengan beberapa aspek yang tanpanya bisa jadi wujud fungsionalis
dikatakan mati
Kelebihan
:
Tidak
hanya saling berhubungan dengan sosial budaya, melaikan juga memberikan andil
bagi pemeliharaan, stabilitas, dan kelestarian hidup.
-
Aliran gestalt
Max
Wertheimer (1880-1943) dapat dipandang sebagai pendiri dari psikologi gestalt,
tetapi ia bekerjasama dengan dua temannya,yaitu Kurt Koffka (1886-1941) dan
Wolfgang Kohler (1887-1967), yang keduanya dapat dipandang sebagai the
cofounder. Ketiga tokoh ini mempunyai pemikiran yang sama atau searah.
Arti kata gestalt dalam bahasa Jerman ialah bentuk, pola
atau struktur. Sesuai namanya maka para psikolog gestalt yakin bahwa pengalaman
seseorang mempunyai kualitas kesatuan dan struktur.
Kekurangan
:
1.
Karena menurut
gestalt semua yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka dikhawatirkan akan
menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus ditanggung
sangatlah banyak.
2.
Pemecahan masalah
sangat tergantung kepada pengamatan, apabila dapat melihat situasi dengan tepat
maka masalah dapat dipecahkan.
Kelebihan
:
1.
Melihat manusia
sebagai individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus berhubungan dengan
lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori gestalt yang lebih
menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu, maka akan
lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar.
2.
Inti pembelajaran
adalah memahami persoalan sehingga berbagai unsur dalam situasi tertentu,
antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, hingga hubungan tersebut jelas
dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan masalah.
-
Aliran psikoanalitis
Sebagai
pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1939).
Metode
Breuer mengenai hipnosis untuk menangani pasiennya, tetapi akhirnya tidak
memuaskan dengan hypnosis tersebut, dan menggunakan asosiasi bebas (free
association). Tujuan dari psikoanalisis dari Freud adalah membawa ke tingkat
kesadaran mengenai ingatan atau pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan,
yang diasumsikan sebagai sumber prilaku yang tidak normal dari pasiennya.
Dasar
teori Freud tentang bawah sadar adalah konsep bahwa keinginan yang tidak dapat
diterima (dilarang, dihukum) pada masa anak-anak dibuang dari kesadaran dan
menjadi bagian bawah sadar, dimana mereka tetap berpengaruh. Bawah sadar
memberikan tekanan untuk mencari ekspresi, yang dilakukan dalam banyak cara,
termasuk mimpi, kepeleset lidah, dan manerisme tak-sadar.
Kekurangan
:
1.
Psikolog sebaiknya
mempelajari dengan tekun mengenai hukum dan faktor-faktor penentu didalam
kepribadian (baik yang normal ataupun tidak normal), dan menentukan metode
penyembuhan bagi gangguan kepribadian.
2.
Kepribadian akan
lebih tepat bila dipelajari didalam konteks hubungan pribadi yang sudah
berlangsung lama antara terapis dan pasien. Selama terjadinya hubungan yang
seperti itu, maka pasien dapat menceritakan segala pikiran, perasaan, harapan,
khayalan, ketakutan, kecemasan, mimpi kepada terapis (introspeksi informal),
dan tugas terapis ialah mengobservasi serta menginterprestasikan perilaku
pasien.
Kelebihan
:
Teori
psikoanalisis ternyata merupakan suatu revolusi yang cukup besar dalam konsep
dan penyembuhan terhadap pasien gangguan jiwa, dan bagi para psikolog lainnya
juga mempunyai pengaruh besar karena mereka kemudian menaruh minat terhadap
alam bawah sadar, motivasi, kepribadian, perilaku abnormal, dan perkembangan
anak.
-
Aliran asosiasisme
Salah
satu tokoh aliran asosiasisme ini yang terkenal adalah John Locke. Para ahli
yang mengikuti aliran asosiasisme berpendapat, bahwa hakikatnya perkembangan
itu adalah proses asosiasi. Bagian-bagian itu terikat satu sama lain menjadi
suatu keseluruhan oleh asosiasi.
Dalam
hal ini Locke membedakan ada dua macam pengalaman, yaitu :
a.
Pengalaman luar,
yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra, yang menimbulkan
sensations.
b.
Pengalaman dalam,
yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri, yang menimbulkan
reflexions
Kedua
macam kesan itu, yaitu sensations dan reflexions merupakan pegertian yang
sederhana (simple ideas), yang kemudian dengan asosiasi membentuk pengertian
yang kompleks (complex ideas).
-
Aliran behaviorisme
John
Watson adalah salah satu dari sekian banyak psikolog yang tidak puas dengan
praktik-praktik psikologi di Amerika Serikat saat itu.
Behaviorisme
merupakan aliran dalam psikologi yang timbul sebagai perkembangan dari
psikologi pada umumnya. Para ahli psikologi dalam rumpun behaviorisme ingin
meneliti psikologi secara objektif. Mereka berpendapat bahwa kesadaran
merupakan hal yang dubious, sesuatu yang tidak dapat diobservasi secara
langsung,secara nyata.
Para
psikologi behaviorisme juga menguraikan keyakinannya sebagai berikut :
1.
Psikolog seharusnya
mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi disekelilingnya (yang dapat
dipandang sebagai rangsangan / stimuli) dan perilaku yang dapat diamati (yang
dipandang sebagai tanggapan / respon-nya).
2.
Terhadap perilaku,
kemampuan,dan sifat, faktor pengalaman mempunyai pengaruh yang lebih penting
dibandingkan dengan faktor keturunan. Dengan berlandaskan alasan ini,
dikemukakan pula bahwa belajar merupakan topik utama untuk dipelajari.
3.
Introspeksi
sebaiknya ditinggalkan saja dan digantikan dengan metode objektif (misalnya
eksperimen, observasi dan tes yang berulang-ulang).
4.
Psikolog seharusnya
bertujuan untuk dapat membuat deskripsi, penjelasan, peramalan ke masa depan,
dan pengendalian perilaku sehari-hari seperti misalnya memberikan nasihat pada
orang tua, para penegak hukum, pendidik, dan para pengusaha.
5.
Sebaiknya perilaku
makhluk sederhana juga diteliti (tentu saja sejalan dengan penelitian mengenai
perilaku manusia), karena makhluk-makhluk sederhana ini lebih mudah untuk
diteliti dan dipahami, bila bdibandingkan dengan makhluk yang kompleks
(manusia).
Kekurangan
:
Fakta
mengenai kesadaran tidak mungkin dapat di tes dan di reproduksi kembali oleh
para pengamat, meskipun dia sudah terlatih betul. Hal itu karena para pengamat
ini sudah mempunyai impresi idiosinkratis sendiri. Menurut Watson, introspeksi
justru akan menghambat kemajuan psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Kelebihan
:
Cocok
diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentu penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
-
Aliran fenomenologis
Tokohnya
adalah Edmund Husserl & Martin Heidegger
Kekurangan
:
Ada
pengaruh dari berbagai pandangan sebelumnya
Kelebihan
:
1.
Metode keilmuan dapat
mendiskripsikan penomena dengan apa adanya dengan tidak memanipulasi data,
aneka macam teori dan pandangan.
2.
Mengungkapkan ilmu
pengetahuan atau kebenaran yang benar-benar yang objektif.
Ø BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, poin pertama yang perlu
kita ketahui adalah mengenai perbedaan antara psikologi islam dan psikologi
umum yakni dari sumbernya, metode pendekatan, ruang lingkup, tujuan, tahun kemunculan, keakuratan, hingga bentuk konselingnya.
Kemudian yang kedua adalah
mengenai sejarah munculnya psikologi islam yang dibahas dalam makalah ini
melalui 4 periode, yakni pertama pada abad ke-19 tahun 1879, periode kedua di akhir abad ke-19 sampai awal abad
ke-20, periode ketiga tahun 1930-1950-an, dan periode keempat dimulai tahun
1960-an sampai tahun 2001.
Dan yang ketiga adalah mengenai apa saja
aliran-aliran dalam psikologi yang dijelaskan dalam makalah ini, yakni Strukturalisme,
Fungsionalisme, Gestalt, Psikoanalitis, Asosiasisme, Behaviorisme, Fenomenologis,
beserta kekurangan dan kelebihannya.
B.
Penutup
Demikianlah pembahasan dari makalah ini, mohon maaf
apabila ada kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun diharapkan dei kesmpurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
..
...
....
baiklah, itu barusan adalah review dari berbagai makalah dan buku yang sudah KoalaBiru simpulkan menjadi sebuah makalah. semoga bermanfaat ya teman-teman ...
Goyang Hotel & Casino - Casino Rewards
ReplyDeleteGoyang Casino Resort 저녁메뉴룰렛 offers a variety of dining 양방배팅 options including a 바카라 후기 buffet and a 검증 업체 먹튀 랭크 bar. The casino offers 바카라전략 free Wi-Fi and Internet access.